Wednesday, October 15, 2014

Cerita dari Kaiserslautern

Lyra, begitulah kami biasa memanggil putri kecil kami. Lyra lahir di sebuah rumah sakit di Kaiserslautern, sebuah kota kecil di propinsi Rheinland-Pfalz, Jerman 7 April 2014. Saat Ia lahir, merupakan saat terindah dalam keluarga kecil kami walaupun tanpa ada orang tua maupun sanak keluarga yang mendampingiku saat persalinan. Saat mendengar tangis pertamanya di ruang operasi, air mataku dan suami tak tertahan untuk merasakan haru bahagia dan suka cita yang kami rasakan. Lyra lahir dengan berat 3,3 kilo dan panjang 53 cm. Seminggu setelah kelahiran lyra, aku pun mengalami baby blues syndrom. Depresi yang aku alami pasca melahirkan merupakan depresi yang aku alami untuk kedua kalinya, tetapi kali ini tanpa adanya orang tua maupun sanak keluarga terasa lebih berat bagiku, namun hal itu harus mampu aku lalui demi suami dan anak-anakku. Dua minggu kemudian hidupku mulai normal kembali walau kadang rasa lelah dan kantuk selalu menyelimutiku, namun yang selalu membuatku semangat kembali adalah saat aku melihat anak sulungku yang selalu mencoba merebut perhatian mamanya. Yaah sebelum Lyra lahir, si abang selalu merasa dialah yang menjadi pusat perhatian mama dan papanya dan sekarang setelah kehadiran Lyra, dia merasa cemburu pada adik kecilnya. Namun seiring berjalannya waktu, sang abang pun mulai menyayangi si adik kecilnya. Tak jarang aku melihat sang abang sering mencium adiknya dan terkadang sang abang pula yang memberitahu aku apabila si adik menangis.



Kaiserslautern, merupakan kota tempat tumbuh kembang Rasal dan Lyra, kedua buah hati kami,. Di kota ini pula banyak hal baru yang kami temui dan kami pelajari. Sebuah kota kecil yang berada di bagian barat daya Jerman. Sebuah kota yang dikelilingi hutan alam nan rindang, udara yang segar dan cuaca yang bersahabat. Kami bisa mengatakan bahwa dikota ini pula, kami dapat menemukan orang-orang yang ramah, dan tetangga yang bersahabat. Dikota ini pula kami menyekolahkan putra sulung kami disebuah taman kanak-kanak.















Musim gugur adalah salah satu musim favorit saya selama berada di negara ini. Selama musim ini banyak sekali saya temukan daun-daun dan pepohonan yang berwarna-warni dengan indahnya, udara yang mulai sejuk membuat hati saya tersentuh dan berharap, akankah saya dapat merasakan kembali indahnya musim ini, Tak hanya musim gugur yang membuat hati saya tersentuh, musim dingin pun tak kalah indahnya, tatkala salju turun dan menyelimuti jalan, pepohonan,dan bangunan-bangunan...Sungguh maha sempurna Allah Swt yang telah menciptakan beragam keindahan didunia ini.

Berikut beberapa photo yang kami ambil disekitar tempat tinggal kami,



Berharap suatu hari nanti bisa kembali ke negeri ini, kota Kaiserslautern, akan selalu menjadi bagian sejarah dalam kehidupan keluarga kami.

Monday, May 5, 2014

Peranan wanita

Persamaan gender yang banyak didengung-dengungkan oleh kaum barat, ternyata telah merasuk ke tubuh kaum muslimah umat ini. Mereka telah tertipu dengan pemikiran kaum barat, bahkan tidak sedikit yang mengekor pemikiran tersebut. Lantas bagaimana sebenarnya peranan wanita islam dalam membangun keluarga atau masyarakat? Mari kita simak tulisan berikut, bagaimana seharusnya wanita membangun sebuah keluarga bahkan Negara

Peranan wanita dalam keluarga
Keluarga merupakan pondasi dasar penyebaran islam. Dari keluarga lah, muncul pemimpin-pemimpin yang berjihad di jalan Allah, dan akan datang bibit-bibit yang akan berjuang meninggikan kalimat-kalimat Allah. Dan peran terbesar dalam hal tersebut adalah kaum wanita.

Pertama: Wanita sebagai seorang istri
Ketika seorang laki-laki merasa kesulitan, maka sang istri lah yang bisa membantunya. Ketika seorang laki-laki mengalami kegundahan, sang istri lah yang dapat menenangkannya. Dan ketika sang laki-laki mengalami keterpurukan, sang istri lah yang dapat menyemangatinya.Sungguh, tidak ada yang mempunyai pengaruh terbesar bagi seorang suami melainkan sang istri yang dicintainya.Mengenai hal ini, contohlah apa yang dilakukan oleh teladan kaum Muslimah, Khadijah Radiyallahu anha dalam mendampingi Rasulullah di masa awal kenabiannya. Ketika Rasulullah merasa ketakutan terhadap wahyu yang diberikan kepadanya, dan merasa kesulitan, lantas apa yang dikatakan Khadijah kepadanya?

“Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena sungguh engkau suka menyambung silaturahmi, menanggung kebutuhan orang yang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya, menjamu dan memuliakan tamu dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)

Tidak ada pangkat tertinggi melainkan pangkat seorang Nabi, dan tidak ada ujian yang paling berat selain ujian menjadi seorang Nabi. Untuk itu, tidak ada obat penenang bagi Rasulullah dalam mengemban amanah nubuwahnya melainkan istri yang sangat dicintainya. Sampai-sampai ketika Aisyah cemburu kepada Khadijah, dan berkata “Kenapa engkau sering menyebut perempuan berpipi merah itu, padahal Allah telah menggantikannya untukmu dengan yang lebih baik?” Lantas Rasulullah marah dan bersabda: “Bagaimana engkau berkata demikian? Sungguh dia beriman kepadaku pada saat orang-orang menolakku, dia membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku, dia mendermakan seluruh hartanya untukku pada saat semua orang menolak mambantuku, dan Allah memberiku rizki darinya berupa keturunan.” (HR Ahmad dengan Sanad yang Hasan)

Demikianlah kecintaan Rasulullah kepada Khadijah, dan demikianlah seharusnya bagi seorang wanita muslimah di dalam keluarganya. Tidak ada yang diinginkan bagi seorang suami melainkan seorang istri yang dapat menerimanya apa adanya, percaya dan yakin kepadanya dan selalu membantunya ketika sulitnya.
Inilah peran yang seharusnya dilakukan bagi seorang wanita. Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang perlu dilakukan wanita, akan tetapi menjadi pendamping seorang pemimpin (pemimpin rumah tangga atau lainnya) yang dapat membantu, mengarahkan dan menenangkan adalah hal yang sangat mulia jika di dalamnya berisi ketaatan kepada Allah Ta’ala.

Kedua: Wanita sebagai seorang Ibu
Tidak ada kemulian terbesar yang diberikan Allah bagi seorang wanita, melainkan perannya menjadi seorang Ibu. Bahkan Rasulullah pun bersabda ketika ditanya oleh seseorang:

“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk kuperlakukan dengan baik?” Beliau berkata, “Ibumu.” Laki-laki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa?”, tanya laki-laki itu. “Ibumu”. Laki-laki itu bertanya lagi, “Kemudian siapa?”, tanya laki-laki itu. “Ibumu”, “Kemudian siapa?” tanyanya lagi. “Kemudian ayahmu”, jawab beliau.” (HR. Al-Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 6447)

Di dalam rumah, siapakah yang mempunyai banyak waktu untuk anak-anak? Siapakah yang lebih mempunyai pengaruh terhadap anak-anak? Siapakah yang lebih dekat kepada anak-anak? Tidak lain adalah ibu-ibu mereka. Seorang ibu merupakan seseorang yang senantiasa diharapkan kehadirannya bagi anak-anaknya. Seorang ibu dapat menjadikan anak-anaknya menjadi orang yang baik sebagaimana seorang ibu bisa menjadikan anaknya menjadi orang yang jahat. Baik buruknya seorang anak, dapat dipengaruhi oleh baik atau tidaknya seorang ibu yang menjadi panutan anak-anaknya.Pernahkah kita membaca kisah-kisah kepahlawanan atau kemulian seseorang? Siapakah dalang di dalam keberhasilan mereka menjadi seorang yang pemberani, ahli ilmu atau bahkan seorang imam? Tidak lain adalah seorang ibu yang membimbingnya.
 
Mari kita simak perkataan seorang shahabiyah, Khansa ketika melepaskan keempat anaknya ke medan jihad.

“Wahai anak-anakku, kalian telah masuk islam dengan sukarela dan telah hijrah berdasarkan keinginan kalian. Demi Allah yang tidak ada tuhan selain Dia, sesungguhnya kalian adalah putra dari ayah yang sama dan dari ibu yang sama, nasab kalian tidak berbeda. Ketahuilah bahwa seseungguhnya akhirat itu lebih baik dari dunia yang fana. Bersabarlah, tabahlah dan teguhkanlah hati kalian serta bertaqwalah kepada Allah agar kalian beruntung. Jika kalian menemui peperangan, maka masuklah ke dalam kancah peperangan itu dan raihlah kemenangan dan kemuliaan di alam yang kekal dan penuh kenikmatan”

Keesokan harinya, masuklah keempat anak tersebut dalam medan pertempuran dengan hati yang masih ragu-ragu, lalu salah seorang dari mereka mengingatkan saudara-saudaranya akan wasiat yang disampaikan oleh ibu mereka. Mereka pun bertempur bagaikan singa dan menyerbu bagaikan anak panah dengan gagah berani dan tidak pernah surut setapak pun hingga mereka memperoleh syahadah fii sabilillah satu per satu. (Sirah Shahabiyah hal 742, Pustaka As-Sunnah)

Inilah kekuatan seorang ibu yang diberikan kepada anak-anaknya. Tatkala sang anak merasa ragu akan hal yang ingin diperbuatnya, namun mereka teringat akan nasehat ibu mereka, maka semua keraguan itu menjadi hilang, yang ada hanya semangat dan keyakinan akan harapan seorang ibu.

Demikianlah peran mulia seorang ibu, dan tidak ada peran yang lebih mendatangkan pahala yang banyak melainkan peran mendidik anak-anaknya menjadi anak yang diridhoi Allah dan rasulnya. Karena anak-anaknya lah sumber pahala dirinya dan sumber kebaikan untuknya.

Ketahuilah, banyak dikalangan orang-orang besar, bahkan sebagian para imam dan ahli ilmu merupakan orang-orang yatim, yang hanya dibesarkan oleh seorang ibu. Dan lihatlah hasil yang di dapatkannya. Mereka berkembang menjadi seorang ahli ilmu dan para imam kaum muslimin. Sebut saja, Imam Syafi’I, Imam Ahmad, Al-Bukhori dll adalah para ulama yang dibesarkan hanya dari seorang ibu. Karena kasih sayang, pendidikan yang baik dan doa dari seorang ibu merupakan kekuatan yang dapat menyemangati anak-anak mereka dalam kebaikan.

Tahukah para pembaca dengan Imam Shalat Masjidil Haram, Asy-Syaikh Sudais? Apa yang melatarbelakangi beliau menjadi Imam shalat Masjidil Haram? Tidak lain adalah karena harapan dan doa dari ibu beliau. Seorang ibu yang terus menerus memotivasi anaknya untuk menjadi imam masjidil haram, telah membuat tekad Syaikh Sudais kecil menjadi besar dan membuatnya bersemangat untuk menghafalkan quran dan selalu berusaha agar keinginannya dan keinginan ibunya tercapai untuk menjadi Imam Masjidil Haram.

Pernahkan para pembaca membaca kisahnya seorang tabi’in Ar-Rabi’ah Ar-Ra’yi? Seorang ulama yang ditinggalkan oleh ayahnya untuk berjihad selama 30 tahun dan hidup bersama ibunya. Dengan bekal yang diberikan oleh sang ayah, namun dihabiskan hanya untuk pendidikan anaknya oleh ibunya, menjadikan sang anak berkembang menjadi seorang ulama dan pemuka Madinah, yang bahkan Majelisnya dihadiri oleh Malik bin Anas, Abu Hanifah, An-Nu’man, Yahya bin Sa’id Al-Anshari, Sufyan Tsauri, Abdurrahman bin Amru Al-Auza’I, Laits bin Sa’id dan lainnya. Hal ini karena pengaruh dari seorang ibu yang sholehah yang mendidik anaknya dengan sangat baik.

Ini adalah segelintir kisah-kisah yang mengagumkan akan pengaruh yang amat besar dari seorang ibu, dan masih banyak kisah-kisah lainnya jika kita mau mencari dan membacanya.
Karenanya, jika para wanita sadar akan pentingnya dan sibuknya kehidupan di keluarga, niscaya mereka tidak akan mempunyai waktu untuk mengurusi hal-hal di luar keluarganya. Apalagi berangan-angan untuk menggantikan posisi laki-laki dalam mencari nafkah.

Peranan wanita dalam masyarakat dan Negara
Wanita disamping perannya dalam keluarga, ia juga bisa mempunyai peran lainnya di dalam masyarakat dan Negara. Jika ia adalah seorang yang ahli dalam ilmu agama, maka wajib baginya untuk mendakwahkan apa yang ia ketahui kepada kaum wanita lainnya. Begitu pula jika ia merupakan seorang yang ahli dalam bidang tertentu, maka ia bisa mempunyai andil dalam urusan tersebut namun dengan batasan-batasan yang telah disyariatkan dan tentunya setelah kewajibannya sebagai ibu rumah tangga telah terpenuhi.

Banyak hal yang bisa dilakukan kaum wanita dalam masyarakat dan Negara, dan ia punya perannya masing-masing yang tentunya berbeda dengan kaum laki-laki. Hal ini sebagaimana yang dilakukan para shahabiyah nabi.Pada jaman nabi, para shahabiyah biasa menjadi perawat ketika terjadi peperangan, atau sekedar menjadi penyemangat kaum muslimin, walaupun tidak sedikit pula dari mereka yang juga ikut berjuang berperang menggunakan senjata untuk mendapatkan syahadah fii sabilillah, seperti Shahabiyah Ummu Imarah yang berjuang melindungi Rasulullah dalam peperangan.Sehingga dalam hal ini, peran wanita adalah sebagai penopang dan sandaran kaum laki-laki dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Penutup
Jika kita melihat akan keutamaan-keutamaan yang diberikan Allah untuk kaum wanita, maka jelaslah bahwa wanita merupakan tumpuan dasar kemuliaan suatu masyarakat bahkan Negara. Masyarakat atau Negara yang baik dapat terlihat dari baiknya perempuan di dalam Negara tersebut dan begitupun sebaliknya.
Karenanya, peran wanita baik dalam keluarga atau masyarakat merupakan peran yang sangat agung yang tidak sepantasnya kaum wanita untuk menyepelekannya.

Persamaan gender yang didengungkan oleh kaum barat, tidak lain adalah untuk menghancurkan pondasi keislaman seorang muslimah, sehingga ia meninggalkan kewajibannya sebagai seorang wanita.
Ingatlah, Pemimpin-pemimpin yang adil dan generasi-generasi yang baik akan muncul seiring dengan baiknya kaum wanita pada waktu tersebut.

  إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta`atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu`, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Ahzab: 35)


 Dari berbagai sumber

Agar Engkau Menjadi Wanita Tercantik di Dunia

Kecantikanmu bersinar melebihi terangnya mentari. Akhlakmu semerbak melebihi harumnya kasturi. Tawadhu’mu indah melebihi cahaya purnama. Dan kasih sayangmu membawa ketenangan melebihi curahan hujan.

  Peliharalah kecantikanmu dengan keimanan, keridhaan, qana’ah, iffah, dan busana muslimah. Ketahuilah, perhiasanmu bukanlah emas, berlian dan permata. Tetapi, beberapa rakaat menjelang sahur, rasa dahaga di siang hari saat puasa, sedekah tersembunyi yang tiada seorangpun mengetahui kecuali Ialhi Rabbi. Air mata hangat yang membasuh dosa, sujud panjang di atas sajadah, serta rasa malu yang membuat niat jahat dan maksiat tercegah.

 Pakailah pakaian taqwa, saudariku. Tentu engkau menjadi wanita tercantik di dunia. Walau pakaianmu tertambal, itu tak jadi soal. Pakailah pakaian luar yang sopan, niscaya engkau menjadi wanita terindah di alam. Walau engkau tak memiliki baju yang mahal, itu tak jadi soal.

 Jauhilah kehidupan wanita-wanita durjana, kafir dan penggoda. Jangan sampai engkau membuka aurat atau berbuat sesuatu yang menjadikanmu tak lagi terhormat. Sebab siapa yang menjajakan kehormatannya, maka api neraka telah menunggunya. “Tidak ada yang masuk ke dalamnya, kecuali orang yang paling celaka” (QS. Al Lail : 15)

  Saudariku, di setiap relung kehidupan ada kegelapan. Tiada pilihan bagimu, kecuali menyalakan lentera dalam jiwa. Maka cahaya dari Ilahi membuatmu menjadi wanita tercantik didunia.

  [Disarikan dari As’adu imroatin fil ‘alam -Kiat Menjadi Wanita Paling Bahagia di Dunia dan Akhirat- karya Aidh Al Qarni]

Monday, September 9, 2013

MOTHER HOW ARE YOU TODAY ?

 

Mother how are you today.......
Here is a note from your daughter
With me everything is Ok
Mother how are you today. 

Mother, Don't worry I'm fine
Promise to see you this summer
This time there will be no delay
Mother how are you today.

I found the man of my dreams
Next time you will get to know him
Many things happened, while I was away
Mother, how are you today.


I remember this song a lot, because my mom like this song very much and sometimes she was singing also to to remember her mother who passed away over 40 years ago. Today I was talking to her by phone, and I miss her so much...sometimes talking on the phone is not enough for me to share many stories with her.

Let me tell you about my mom....Her name is Sofia Ningsih, she was born in Cirebon over 50 years ago. She was a simple woman, kind hearted and hard worker woman that I ever know.....she was also my first teacher when I was child. She is housewives and even she never enter to the university to studying, but she know much about Business...especially to be an entrepreneur in food industry......I don't know where she can get that talent, but I think she had it from her parents....

Once upon a time, she telling me that in 1960s, our country, Indonesia was in chaos situation, because of political issued and economic crisis and also so many conflicts that happens during that year.....It was a difficult time for so many peoples to lives, especially for my mom family, my grandfather is working as Civil servant, he works for the government and at that time, his salary is not enough to support his family, It can be says that during that time, all the government employee had a very low pay salary. My mother had five brothers and two sister, when she was young she helped her parents to support her family, by selling antique second hands stuff.  Not so many items that she can sell,because not everybody needed it. But she never gave up, she do it for helping her parents.

From her story, I could imagine how hard she must be working at that time, she almost spent her time to help her parents. My mother is my heroine,since I was child, my mother raised me and my sister without any maid, she raised both of us with her own hands. When  I was child, she run a small business food in our house, she also taking an order to make some snacks for children for the school canteen. She works in the night hour after me and my sister sleep well. It always on my mind, when she woke up in the middle of the night and made so many kind of snacks.

No matter what they said, you are always a good mother for me and I am proud to call you my mother. Now I am become a mother.... I will raised my children with my own hands, and teach them with my ability.

Thank you mom for inspiring me,
Love you always,



Sunday, July 21, 2013

Meet and Greet Mr. Habibie, Former Indonesian President of The Republic Of Indonesia

                                  München, 1 June 2013

Yes, we are....we came to his private house and have a long conversation with him and also we have dinner with him. During our conversation, It was a nice conversation, he talked to us about his feelings to his wife, Mrs Hasri Ainun Habibie, whom passed away three years ago because of her illness, he tells to us how deeply sadness he is,when he loose his wife and how he can survive from his sadness...
 Mr. Habibie, is also known as an Author, he write some books, the first book that he write is title "Detik-detik yang Menentukan" this book reveal his story when he became President Republic of Indonesia, and his decisions why he doesn't want to be elected again as a President of Indonesia in General Election 1999.
The second book that he write is title "Ainun and Habibie" in this book tell us about love story between Habibie and Ainun when they are young, and how they became old together and also their ordinary life when both of them living in Germany, and how they can solve their problems each others.... I  found that it was a great story to tell after I read the book and seeing the film which had the same title with the book "Ainun & Habibie"
Mr. Habibie was a humble person that I ever known.....He said to us to call him " Eyang" that means he wants to talked to us like he was talk to his granddaughter/grandson.....
And in the end in our conversation...he gave us some books as a souvenir that he writes in two languages Indonesian and Deutsch, completely with his original signature and also he gave us original DVD film "Ainun & Habibie".......Alhamdulilah
One of the book that he signed for us


Friday, November 23, 2012

Summer Trip to Wissembourg, France

Wissembourg merupakan kota dekat perbatasan antara Prancis dan Jerman sekitar 60 km (37 mil) utara dari Strasbourg dan 35 km (22 mil) barat Karlsruhe. Perjalanan dari kota kami, Kaiserslautern, Jerman ke Wissembourg kira-kira sekitar 1 jam 45 menit. Dari Kaiserslautern Hauptbahnhof kami naik kereta RE/RB lalu turun di Neustadt (Weinstrasse) lalu ganti kereta yang mengarah ke Wisembourg. selang beberapa menit kemudian kami tiba di kota tujuan kami


  
Tiba di Wissembourg kami pun berjalan menyusuri jalan-jalan dikota ini, berbagai papan penunjuk jalan semuanya sudah berbahasa perancis dan membuat kami sedikit kesulitan untuk mencari jalan yang mengarah ke pusat kota, maklum saja diantara kami nggak ada yang bisa berbahasa perancis.....he..he..he...akhirnya setelah melihat peta beberapa kali, akhirnya ketemu juga deh jalannya.....               

                                             
yupz....benar sekali jalan yang kami ambil adalah yang menuju Altenstadt alias Altstadt (kota tua)....yaah kota tua Wissembourg merupakan tujuan kami untuk hunting photo-photo disana.....sepanjang perjalanan kami nggak banyak menemukan penduduk lokal yang berlalu lalang 

nah akhirnya tiba juga kami dipusat kota...dan ternyata ramainya kota ini memang semuanya berpusat di pusat kota/ Town Hall dan ditambah ada juga pasar tradisional yang sengaja di gelar disepanjang jalan menuju kota tua.....so inilah hasil jeprat-jepret kami...

dan ada juga hiburan kereta keliling kota...lumayan buat bikin si Rasal seneng naek Thomas......


oh yaa dipusat kota ini ada juga gereja tua yang dibangun tahun 1279 namanya gereja Saints-Pierre et Paul. dan pemandangan didepan gereja ini sangat unik....bangunan rumah penduduk yang unik dan masih orisinil serta bangku-bangku disepanjang taman didepan gereja yang membuat kota ini terlihat rapih.....

oh yaa tidak lupa The Salt House (Maison du Sel) merupakan salah satu objek yang terkenal di Wissembourg...The Salt House adalah bangunan dengan atap yang paling menarik di seluruh Wissembourg dan dibangun pada abad pertengahan. Ini adalah rumah setengah-kayu yang sangat tua, yang digunakan untuk menjadi rumah sakit, kemudian dikonversi ke toko daging dan kemudian hanya digunakan untuk menyimpan garam.

Salt House - Wissembourg
dari pusat kota, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke perumahan penduduk lokal....tidak banyak yang dapat kami jumpai disana selain bangunan rumah penduduk yang terlihat masih orisinil dan lokasi perumahan yang terlihat asri....

banyak pohon anggur yang ditanam dirumah-rumah pribadi penduduk Wissembourg dan melihat anggur-anggur tersebut membuat kami ingin memetiknya....he..he..he.


ada juga taman kota yang membuat mata terlihat segar karena banyaknya pohon-pohon berwarna hijau disekeliling taman....

dan inilah team jalan-jalan kami kali ini......


Wednesday, November 21, 2012

TUJUH KEAJAIBAN DUNIA

Sekelompok murid geografi sedang mempelajari "Tujuh Keajaiban Dunia." Di awal pelajaran, mereka diminta untuk menuliskan apa yang mereka pikirkan tentang "Tujuh Keajaiban Dunia." Sebagian besar murid menulis:
1. Piramida
2. Taj Mahal
3. Tembok Besar China
4. Menara Pisa
5. Angkor Wat
6. Menara Eiffel
7. Kuil Parthenon
Saat mengumpulkan tulisan murid-murid, sang guru memperhatikan seorang murid, s
eorang gadis pendiam, gadis itu tidak menulis apapun. Lalu, sang guru bertanya apakah ia memiliki masalah dengan daftarnya. Si gadis menjawab, "Ya, sedikit. Aku tidak bisa memilih karena sangat banyak." Sang guru berkata, "Baiklah, katakan apa yang ada di pikiranmu dan mungkin aku bisa membantu." Si gadis diam sejenak, kemudian ia menulis, "Aku pikir, tujuh keajaiban dunia adalah..."
1. Aku bisa melihat...
2. Aku bisa mendengar...
3. Aku bisa menyentuh...
4. Aku bisa berjalan... Ia diam lagi, dan kemudian melanjutkan,
5. Aku bisa tertawa...
6. Aku bisa merasakan...
7. dan, aku bisa mencintai...
Kelas itu langsung sunyi seketika... Kita dapat dengan mudah memuji sesuatu di luar diri kita dan menyebutnya "keajaiban".

Tetapi, ketika kita melihat kembali apa yang sudah Allah SWT karuniakan kepada kita, kita menyebutnya "biasa saja". ???

Astagfirullah...
 
 from: http://www.facebook.com/pages/Untukmu-Calon-Imamku-yang-Tertulis-Di-Lauhul-Mahfudz/169617539766615?ref=ts&fref=ts